Senin, 16 Januari 2012

Kisah sukses seorang petani di Zambia

ZAMBIA - Dicurigai Pakai Juju (sejenis sihir), Kini Jadi Panutan Petani Zambia Tak perlu ikut ajang pencarian bakat atau membuat kontroversi untuk jadi terkenal. Elleman Mumba, yang seorang petani, kini telah menjadi selebriti yang dipuja di negaranya, Zambia.

Apa yang dilakukannya? Mumba tak menyangka jika dia tiba-tiba menjadi buah bibir dan dicari banyak orang di Zambia. Bak selebriti, nama pria berusia 54 tahun ini menghiasi halaman depan surat kabar dan televisi.

Beritanya macam-macam. Ada yang positif adapula yang negatif. Kemampuaannya yang sangat ilmiah dan jauh dari kata magic, sihir atau pun ilmu hitam, tapi hasilnya justru melimpah.

Lalu apa rahasia Mumba? Conservation farming atau pertanian dengan dasar konservasi yang telah mengubah hidup Mumba dan kemudian seluruh wilayah Shimabala, Lushaka, ibu kota Zambia.



"Mereka mengatakan saya menggunakan juju untuk ladang pertanian. Saya sangat sedih tapi saya tahu mereka salah karena saya tidak menggunakan sihir," papar Mumba.

Sekitar 12 tahun lalu, hidup Mumba seperti petani Zambia kebanyakan, dia miskin, terbelakang dan bahkan tak punya sapi untuk membajak sawah. Dia pun harus menunggu punya uang agar bisa menyewa sapi, artinya semakin lama dia mengumpulkan uang, maka makin lama pula dia bisa menanami ladangnya.

Padahal, setiap kali pembajakan ditunda sehari maka potensi gagal panen akan bertambah menjadi 1%. Menyadari ketidakberuntungan nasibnya, Mumba tidak tinggal diam. Dia mencari cara untuk terus menerus memperbaiki nasibnya.

Beruntung, Mumba memiliki istri yang cerdas. Esther, yang pernah mendapat pelatihan soal pertanian, lalu menyarankan agar suaminya itu bertanam dengan cara conservation farming. Pada 1997, Mumba pun memulai revolusi secara diam-diam.

Seperti prinsip yang diminta Coservation farming yaitu 'doing less to get more', Mumba tidak menanami seluruh lahan pertaniannya tapi hanya 1/10 bagian saja. Ternyata, cara ini suskes mengurangi erosi yang biasa mengakibatkan tergerusnya nutrisi di dalam tanah.

Dengan hanya menanam sedikit, tanah disekitarnya mampu mencegah erosi sehingga nutrisi dalam tanah tetap terjaga dan jagung yang ditanam pun tumbuh begitu subur.

"Musim pertama saya bisa memanen 68 kantung jagung, itu cukup untuk menghidupi keluarga dan membeli empat binatang ternak," ucap Mumba dengan bangga.

Saat musim kemarau tiba, Mumba justru bekerja membajak sawahnya dengan chaka hoe, sejenis cangkul yang biasa digunakan di Afrika. Dengan alat itu pula, Mumba membuat kolam untuk persediaan air sehingga dia bisa langsung menanam biji saat musim hujan datang.

Kendati harus bersusah payah, usahanya ini toh sukses besar karena kolam mungil yang digalinya berfungsi sangat baik.

"Ini bukan soal juju. Ini hanyalah bagaimana Anda memelihara air jadi saat air hujan sedikit pun, Anda tetap memiliki persediaan air untuk tanaman Anda," ucapnya.

Ada satu rahasia lagi dari metode Mumba yakni ditanamnya pohon-pohon Musango di ladangnya. Daun-daun pohon ini sangat bermanfaat saat rontok karena bisa dijadikan kompos alami.

Mumba kini bisa tersenyum lebar karena metode uniknya kemudian diikuti 160.000 petani. Orang kini mengagumi dia karena kecerdasannya bukan lagi berdasarkan kecurigaan semata.

 Sumber: http://www.infogue.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa komentar zaw