Bonsai adalah tanaman kerdil yang umumnya ditanam dalam pot dangkal. Secara
keseluruhan sebuah bonsai merupakan miniatur dari pohon tua yang agung
di alam bebas yang disempurnakan. Lebih dari itu sebuah bonsai
melambangkan keharmonisan dari alam semesta yang unsur utamanya terdiri
dari langit, bumi dan manusia. Hal ini tercermin dari bentuk bonsai yang selalu merupakan segitiga a simetris. Titik
tertinggi melambangkan langit, titik terendah melambangkan bumi sedang
yang tengah melambangkan manusia (Budi sulistyo & Limanto Subijanto:
1991).
Konsep
pemahaman tentang arti seni Bonsai diatas pada prinsipnya mencerminkan
sebuah hubungan yang indah antara Sang Khalik dengan hasil ciptaannya
membuat seni Bonsai eksis sampai saat ini dan telah berlangsung
sepanjang ratusan tahun. Itulah
sebabnya, sebuah Master piece Bonsai dibuat dengan waktu yang cukup
panjang dengan penanganan tingkat ketelitian yang tinggi.
Mengingat
proses pembentukan yang sangat lama, maka bagi para pencinta Bonsai
dapat mengisi kebutuhannya dalam membentuk dan menikmati Bonsai dengan
cara lain yang intinya mengaplikasikan kaidah-kaidah pembentukan Bonsai
pada tanaman lain yang bukan pohon untuk mendapatkan bentuk Bonsai yang
diharapkan seperti gaya Tegak lurus (Formal upright), Tegak (Informal
upright), Miring (Slanting), Setengah menggantung (Semi cascade),
Menggantung (cascade), Tertiup angin (Wind swept) dan lain sebagainya.
Bonsaikamang
merupakan salah satu cara untuk memenuhi keinginan dan harapan para
pebonsai terutama bagi pemula yang intinya sebagai sarana latihan “Perekayasaan” tanaman untuk menghasilkan sebuah arti ficial Bonsai.
Bonsaikamang
adalah tanaman hias bukan pohon yang dirangkai atau dibentuk sedimikian
rupa sehingga menyerupai bentuk miniatur dari sebuah pohon yang
menonjolkan keindahan warna, bentuk daun, bunga, buah, batang, bentuk
tajuk dan sistim percabangan dengan memperhatikan keharmonisan
keseluruhan tanaman maupun keharmonisan antara tanaman dengan potnya.
Uji coba pertama pembentukan Bonsaikamang menggunakan tanaman Krisderon (Spengerey), kemudian diaplikasikan ketanaman lain.
Untuk merangkai Bonsaikamang diperlukan bahan/alat sebagai berikut:
Bahan
Tanaman
yang dapat dirangkai menjadi Bonsaikamang adalah semua jenis tanaman
yang berbatang banyak (rumpun) dengan ukuran batang, ranting serta daun
relatif kecil. Misalnya Krisderon (Spengerey Sp), Krokot (Alternantera
Sp), Suflier (Adianthum Sp), Taiwan beauty (Cuphea Hyssopifolia), Rumput
pagar (Baleria Sp), Melatih (Jasminum Sp), Sablow/bayam merah (Iresine
Sp), Kedondong laut (Nothophanax Sp), Bugenfil (Bougainvillea Sp),
Kembang sepatu (Hibiscus Sp), Rumput Swizz dan lain sebagainya.
Alat
- Kawat tembaga atau aluminium yang dilapisi tembaga
- Gunting untuk cabang
- Gunting untuk daun dan cabang mudah
- Pemotong cabang
- Tang
- Tali / benang katun
Langkah-langkah merangkai Bonsaikamang
- Siapkan tanaman yang baik (Foto cara merangkai)
- Tentukan desain sesuai keinginan anda
- Satukan batang-batang bagian bawah tanaman, hingga bentuknya menyerupai batang pohon. Eratkan sementara dengan tali atau benang katun agar bentuk batang bisa dipertahankan sekaligus memudahkan pelilitan kawat.
- Mula-mula masukkan ujung kawat kedalam tanah hingga kokoh. Selanjutnya kawat dililitkan pada batang yang telah dibentuk dengan sudut kurang lebih 30 derajad dengan jarak yang relatif sama. Kawat tidak boleh terlalu longgar tetapi juga tidak boleh terlalu erat agar tidak melukai kulit tanaman. Untuk menghindari sambungan kawat, maka kawat utama ini sebaiknya cukup panjang agar ketika dililit bisa sampai kepuncak tanaman.
- Untuk membentuk bakal cabang pertama. Misalnya: bakal cabang kearah kanan. Ambilah/satukan beberapa cabang/ranting tanaman yang berada disebelah kiri kemudian tarik atau bengkokkan serentak kearah kanan.(mendatar). Ranting-ranting yang akan dilewati bakal cabang sebaiknya dipisahkan terlebih dahulu menjadi dua bagian agar bakal cabang yang dibengkokkan kekanan melewati tengahnya. Untuk membentuk bakal cabang kekiri lakukan sebaliknya.
- Setelah bakal cabang kekanan terbentuk, satukan kembali ranting-ranting yang dipisahkan tadi, kemudian lilit dengan kawat. Seterusnya lakukan hal yang sama untuk bakal cabang berikutnya sampai semua bakal cabang yang diinginkan terbentuk. Pada tahap ini batang pohon sudah berbentuk, namun bakal cabang dan ranting-rantingnya belum beraturan.
- Bentuklah bakal cabang menjadi cabang dengan cara: ujung kawat terlebih dahulu dikaitkan pada batang atau disisipkan diantara batang hingga kokoh, kemudian lilitkan kecabang sejauh yang diinginkan. Lakukan hal yang sama untuk cabang-cabang lainnya.
- Setelah semua cabang terbentuk. Potonglah atau buang ranting dan daun yang tidak diperlukan, terutama ranting atau daun yang menonjol keluar diantara batang dan cabang. Pemotongan ini agar bentuk batang dan cabang terlihat jelas.
- Bentuklah batang dan cabang dengan cara membengkokkan kearah atas, bawah, samping atau mendatar sehingga memberi kesan sebuah pohon yang indah.
- Bonsaikamang sangat mudah dibentuk. Tidak ada gaya yang mutlak diikuti, intinya keindahan. Gaya yang digunakan bisa mengikuti gaya bonsai pada umumnya, namun sebaiknya gunakan gaya Acak atau implementasikan gaya bebas dan kembangkan sesuai dengan imajinasi dan kreatifitas anda.Sumber:http://bonsaikamang.tripod.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa komentar zaw